Budidaya Pepaya California
VIDEO LIVE KAMI DI PALING BAWAH
Bersama Anggota DPR RI Komisi Pertanian Bpk/ Multazam Ponorogo
TEKNOLOGI ORGANIK PEPAYA CALIFORNIA
klik disini
1 klik "disini"
2 klik "disini"
3 klik "disini"
melon organik
POLA PENANAMAN DOUBLE PEPAYA CALIFORNIA ORGANIK AGAR MENDAPATKAN POPULASI 90% BAUH PANJANG INFO klik "disini"
Tes PH Tanah 5,25 artinya dibawah normal
Pupuk dasar Organik diberikan 5 kg per lubang tanam Setelah dianam maka siramlah dengan pupuk organik cair hayati dan selanjtnya secara berkali setiap 2 minggu sekali sampai uasia 3 bulan dan selanjutnya 1 bulan sekali sesuai dosisi, untuk perawatan daun bunga dah buah cukup semprot dgn pestisida nabati atau PESNAB
BERANI KAYA ......TANAM PEPAYA CALIFORNIA
PINGIN MOBIL BARU.....TANAM PEPAYA CALIFORNIA...
Pepaya dalam bahasa Jawa KATES (Kamulyan seng Tumetes)
2..Penyiraman pertama air di tambahkan POC HAYATI berkala 2 minggu sekali dan di semprotkan di semua bagian tanaman, lalu untuk penyiraman selanjutnya lakukan berkala dan ingat pepaya tidak suka genangan air akan tetapi pepaya california sangat perlu air.
1. Akan lebih baik jika pemupukan susulan pertama ditambahkan pupuk organik 2 kg dan Ponska 2 ons kcl 1 ons perpohon sebelum dilakukan pembumbunan .
Pak Gedhe dari Bojonegoro
1. Pada Fase pembungaan maka di sekeliling lahan pepaya california harus dipasang antraktan perangkap lalat buah dengan jarak pepasanagan 10 m dan bahan aktife yg dipakek adalah metil eugenol atau petrogenol yg di aplikasikan 2 minggu sekali
Pengendalian Hama dan Penyakit Pepaya
Dgn Pestisida Nabati & Biologi
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Corynespora cassiicola. Dulunya nama pathogen ini adalah Helminthosporium cassiicola.
Miselium bewarna cokelat muda dengan tebal 2-6mm membentuk konidiofor
tunggal, tegakbatau agak lentur. Konidium berbentuk lurus, melengkung,
atau seperti gada terbalik
- Daur penyakit
Konidium banyak ditemukan pada bercak
daun dan disebarkan oleh angin dan air hujan. Di udara konidium paling
banyak ditemukan pada tengah hari. Patogen yang menginfeksi jaringan
daun dan buah muda tidak dapat berkembang sebelum jaringan tersebut
menua.
- Pengelolaan
Umumnya penyakit ini tidak menimbulkan
kerugian yang sangat berarti. Pengendalian yang selama ini dilakukan
adalah menggunakan fungisida sintetik.Pencegahan penyakit dapat
dilakukan dengan fungisida Maneb 80 dosis 0,1-0,2% atau Zineb 80 WP 0,1-0,2%.
Kutu Putih atau Bukur bahasa jawa
Antraknos
Penyakit ini disebabkan oleh patogen (Colletotrichum gloeosporioides).
Penyakit ini muncul pada buah yang belum matang (bewarna hijau). Gejala
tersebut dalam bentuk bercak-bercak cokelat sampai hitam pada buah.
Gejala-gejala awal adalah kebasah-basahan dan terdapat cekungan pada
buah. Bintik ini kemudian berubah menjadi hitam dan kemudian merah muda
ketika jamur menghasilkan spora daging di bawah titik menjadi lembut dan
berair, yang menyebar ke seluruh buah. Pada daun juga dapat dilihat.
bintik yang akhirnya berubah menjadi cokelat. Pada buah, gejala muncul
hanya pada saat pematangan dan mungkin tidak terlihat di waktu panen
(Semangun 2000) Gejala yang nampak adalah adanya tempat cekung di
permukaan buah, yang kemudian memperbesar membentuk lesion. Daging buah
yang terkena menjadi lebih lembut dan cepat membusuk
b. Penyebab penyakit
Penyakit ini disebabkan oleh (C. gloeosporioides).
Cendawan ini mempunyai aservulus berbentuk bulat, jorong, tidak
teratur, berseta atau tidak. Seta mempunyai panjang yang variabel,
tetapi jarang yang lebih dari 200mm, tebal 4-8mm, bersekat 1-4, bewarna
cokelat, pangkal agak membengkak dengan ujung meruncing yang sering
membentuk konidium pada ujungnya.
c. Daur Penyakit
C. gloeosporioides merupakan
cendawan yang umum terdapat di berbagai komoditas. Cendawan ini
merupakan parasit lemah yang dapat menginfeksi dan berkembang pada
jaringan yang telah menjadi lemah, khususnya karena proses penuaan.
Cendawan ini dapat menginfeksi melalui luka atau lentisel. Konidium
jamur dipencarkan oleh angin dan air hujan. Infeksi buah banyak terjadi
dari konidium yang berasal dari bercak pada daun dan tangkai daun.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit
Faktor ini ditentukan oleh keadaan
lingkungan dan penanganan buah pepaya. Penyakit banyak ditemukan pada
kebun-kebun yang lembab, pada tanah pH 5,5 atau lebih rendah. Kerusakan
lebih banyak terjadi pada buah yang luka.
e. Pengelolaan
Pengelolaan berbasis PHT dapat dilakukan
dengan saran sebagai berikut: Berusaha untuk tidak membuat luka pada
buah, membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman yang berpenyakit,
mengatur jarak tanam, tidak menanam pepaya secara tumpangsari dengan
tanaman lain yang dapat menjadi inang C. gloeosporioides, pemetikan buah pada saat buah asih bewarna hijau dll (Lim 1984).
Lalat Buah
di sekeliling lahan pepaya california harus dipasang antraktan perangkap lalat buah dengan jarak pepasanagan 10 m dan bahan aktife yg dipakek adalah metil eugenol atau petrogenol yg di aplikasikan 2 minggu sekaliPenyakit Bakteri
- a. Gejala
Penyakit pada daun papaya ini pertama
kali dilaporkan terjadi di Jawa Timur. Penyakit ini menimbulkan kerugian
yang besar terutama pada musim penghujan. Gejala yang ditimbulkan
adalah pada tanaman muda daun menguning dan membusuk. Umumnya setelah
beberapa lama tanaman akan mati pada tanaman atas, lama-kelamaan diikuti
matinya seluruh tanaman.
- b. Penyebab penyakit
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia papayae. Sebelumnya pernah disebut sebagai Bacillus papayae. Bakteri ini berbentuk basil, panjang 1,0-1,5mm, berantai, tidak berspora, gram negative, dan aerob.
- c. Daur penyakit
E. papayae dapat ditularkan oleh
serangga. Cara pemencaran lainnya belum pasti. Infeksi dapat terjadi
pada sisi atas maupun sisi bawah daun. Percobaan penularan ke tanaman
lain tidak memberikan hasil. Penyakit ini berkembang baik pada musim
penghujan.
- d. Pengelolaan
Sebelum meluas hal yang bisa dilakukan
adalah bagian tanaman yang terinfeksi segera dibuang (dipotong dan
dibakar). Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan budidaya dan
pengelolaan tanaman yang baik sehingga dapat terhindar dari penyakit
ini.
. Gejala
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit penting di Indonesia. Hawar Phytophthora
dapat menjadi salah satu penyakit yang menghancurkan sebagian besar
dari pepaya. Penyakit ini muncul pada bermacam-macam umur. Selain pada
akar dan batang, penyakit ini juga timbul di buah baik yang masih muda
atupun dalam penyimpanan. Jamur ini menyebabkan berbagai kerusakan,
termasuk damping-off, busuk akar, batang membusuk dan girdling, dan
busuk buah. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah mula-mula
daun layu, menguning, dan menggantung di sekitar batang sebelum rontok.
Daun mudapun juga menunjukkan gejala yang sama sehingga tanaman hanya
mempunyai sedikit daun-daun kecil di puncaknya. Pada akar gejalanya
adalah terdapat akar-akar lateral yang membusuk menjadi massa bewarna
cokelat tua, lunak, dan sering berbau tidak sedap. Pada semai penyakit
ini menyebabkan rebah kecambah (damping off). Pangkal batang
membusuk dan tampak seperti selai. Terdapat anggapan bahawa tanaman
pepaya itu mudah. Jika penanaman hanya untuk kebutuhan sendiri, memang
demikian. Namun, saat dikebunkan secara komersial, penyakit dumping off dan kapang daun di pembibitan menjadi masalah yang serius.
Dumping off timbul kerana aerasi jelek
atau kelembapan tinggi.Pemakaian pupuk kandang belum matang memicu
munculnya penyakit ini. Di dataran tinggi, Phythium aphanidermatum tidak aktif. Peranannya diambil alih oleh Rhizoctonia dengan
gejala serangan sama. Rebah batang dapat dihindari dengan memakai media
semai steril. Sterilisasi dilakukan dengan medium suap air panas atau
pemberian Basamid atau formalin 4% selama 24 jam.
b. Penyebab penyakit
Penyakit ini disebabkan oleh patogen Phytophthora palmivora. Dahulu patogen ini sering disebut sebagai Ph. Faberi Maubl atau Ph. Theobromae.
Patogen ini mudah dibiakkan. Patogen mempunyai banyak sporangium besar
dalam karangan simpodial, mempunyai papil terminal yang menonjol.
Setelah masak sporangium lepas dari sporangiofornya beserta dengan
pedisel (tangkai) yang pendek.
c. Daur penyakit
Patogen ini merupakan patogen tular tanah
dan dapat bertahan lama di dalam tanah yang mengandung banyak bahan
organik. Selain itu, dapat menginfeksi berbagai tumbuhan inang, Patogen
ini menyebar dengan bantuan air yang mengalir dia atas permukaan tanah.
Diduga penyakit dapat menyebar dengan perantaraan sporangium yang
terdapat pada permukaan buah yang terinfeksi.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit
Penyakit ini umumnya dapat berkembang
baik pada lingkungan yang sesuai. Kerugian besar dapat terjadi pada
keadaan tanah yang basah, khususnya jika air mengalir di permukaan
tanah. Selain itu suhu udara juga sangat membantu dalam perkembangan
penyakit. Penyakit ini berkembang optimal pada suhu udara 20-30°C.
Infeksi lebih banyak terjadi pada akar yang luka. Selain itu juga pada
buah mtang yang lebih rentan terhadap penyakit ini. Penyakit rebah
kecambah yang sering menyerang persemaian terjadi pada suhu dan
kelembaban yang tinggi. Penyakit dibantu oleh tanah yang basah,
drainase, dan aerasi tanah yang buruk, penanaman biji terlalu dalam, dan
jarak tanam yang terlalu rapat (Alfaeez 1987)
e. Pengelolaan
Dalam pengelolaan penyakit ini dapat
dilakukan dengan cara adanya drainase yang baik, mencegah penularan pada
tanaman lain dengan membongkar dan memusnahkan bagian tanaman agar
tidak menjadi sumber inokulum, selain itu diadakan rotasi dengan tanaman
lain. Untuk pengendalian di persemaian dilakukan dengan cara menjaga
pola pembibitan sehingga drainase dan aerasinya baik
Penyakit bercak cincin
a. Gejala
Penyakit
ini umumnya menyebabkan daun menjadi belang dan terjadi malformasi
daun. Jika menyerang buah umumnya buah bergejala terdapat cincin-cincin
dan bercak-bercak. Pada tangkai daun terdapat garis-garis hijau tua
dengan tangkai yang pendek, sehingga hal ini tentunya akan mempengaruhi
produksi buah sehingga sangat membatasi potensi untuk produksi
komersial. Pertama gejala muncul sebagai menguning dan urat-kliring daun
muda. Bintik-bintik kuning yang menonjol dari daun. Satu atau lebih
lobus daun terinfeksi dapat menjadi sangat terdistorsi dan sempit dan
garis-garis hijau gelap dapat mengembangkan pada petioles dan batang.
b. Penyebab penyakit
Penyakit ini disebabkan oleh virus bercak cincin papaya Papaya ringspot virus (PRV).
Virus ini berbentuk batang lentur dengan panjang 800nm dan garis tengah
12nm. Dalam sel tanaman sakit umumnya terdapat sel khusus berbentuk
cakra (pinwhell inclusion).
c. Daur penyakit
Virus ini mudah ditularkan secara mekanis
dengan menggunakan sap tanaman. Virus tidak terbawa oleh biji. Sampai
saat ini beberapa kutu daun dilaporkan menjadi penular virus secara non
persisten terutama Myzus persicae.
Sampai saat ini pengelolaan menggunakan
kimiawi karena sangat susah untuk mengendalikan penyakit di lapang.
Untuk penanggulangan yang pernah dicoba yaitu menggunakan cara proteksi
silang yaitu dengan menulari semai papaya dengan virus bercak cincin
papaya yang telah dilemahkan. Selain itu dihindari penanaman tanaman
suku Cucurbitaceae di sekitar kebun papaya. Pertumbuhan tanaman
yang terinfeksi menunjukkan penurunan. Dampak lain adalah penurunan
berbuah, dan kualitas (terutama rasa). Pepaya ringspot virus dapat
ditularkan secara mekanis dan okulasi. Namun, transmisi Aphid adalah
mekanisme yang paling penting untuk menyebarkan penyakit di lapangan.
Sampai saat ini, sedikit yang bisa
dilakukan untuk secara efektif mengendalikan penyakit ini. Upaya untuk
mengurangi tingkat penyakit dengan menerapkan Aphicides (insektisida)
belum berhasil. Budidaya papaya yang baik seperti mengisolasi tanaman
terinfeksi dan mengisolasi secara fisik kebun Namun, sumber-sumber yang
baik resistensi lapangan telah diidentifikasi oleh para ilmuwan di
Homestead Tropis Pusat Penelitian dan Pendidikan, dengan potensi untuk
varietas unggul.
bibitnya bisa di kirim ke jombang ngak?
ReplyDeleteKALO BANYAK BISA
ReplyDeleteKALO BANYAK BISA
ReplyDeleteblog
ReplyDelete